Powered By Blogger

Sabtu, 24 Maret 2018

Metode Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian

            Inkuiri beasal dari Bahasa Inggris, yaitu Inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Inkuiri beawal dari asusmsi dasar yang mana setiap manusia memiliki rasa ingin tahu dan kemampuan bepikir kritis yang unik. Model pembelajan Inkuiri dikenalkan oleh tokoh pembelajaran bernama Suchman.


           
      Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2006, hlm. 135).
            Menurut Sanjaya (2006, hlm. 194), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.         
            Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu yang berpusat pada siswa (student-Centered-Strategi) dimana kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
     
     b. Teori yang Mendukung

      Sebuah model pembelajaran memiliki grand design-nya masing-masing. Dalam pembelajaran Inkuiri ini ada dua teori yang mendukungnya, yaitu Teori Piaget dan Teori Gesralt.

1.     Teori Piaget
Implikasi dari teori piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut (Trianto, 2010: 15):
      • Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekadar hasilnya.
      • Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, pengetahuan diberikan tanpa adanya tekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui preses interaksi dengan lingkungannya.
      • Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok-kelompok kecil.

Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran inkuiri cocok bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena inkuiri menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran baru. Selain itu, yang dinilai dalam pembelajaran inkuiri adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.

2.       Teori Gestalt
Teori Gestalt menekankan kepada proses-proses intelektual yang kompleks seperti bahasa, pikiran, pemahaman, dan pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam proses belajar (Sudjana, 1991: 24).
Prinsip penerapan teori Gestalt adalah (Sanjaya, 2003: 96):
      • Pembelajaran berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah tersebut siswa dapat mempelajari fakta.
      • Membelajarkan anak bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
      • Kegiatan belajar akan terjadi jika dihadapkan pada suatu persoalan yang harus dipecahkan. Melalui persoalan yang dihadapi, siswa akan mendapat insight yang sangat berguna untuk menghadapi setiap masalah.
      • Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap perilaku individu. Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikian, proses membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk kehidupan anak.

Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan demikian, menurut teori Gestalt, pembelajaran inkuiri sangat sesuai bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.


     c.  Langkah-langkah pembelajaran


1.       Orientasi
Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan pembelajaran. Siswa diajak untuk memecahkan masalah. Keberhasilan tahap ini tergantung pada kemauan siswa untuk menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah.
2.       Merumuskan Masalah
Siswa dibawa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki dan didorong untuk mencari jawaban. Proses mencari jawaban itulah yang penting dalam pembelajaran ikuiri ini, karena dengan proses ini siswa akan memeroleh pengalaman dan mengembangkan proses berpikir.
3.       Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasaahan. Siswa mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Potensi untuk mengembangkan kemampauan menebak pada siswa harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara.
4.       Mengumpulkan Data
Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.       Menguji Hipotesis
Menentukan jawaban yang dianggap diterima dan sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Hal penting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.       Menarik Kesimpulan
Mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurumuskan kesimpulan merupakan inti dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak berfokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.


     d.      Kelebihan dan Kekuragan

Kelebihan
Kekurangan
  • Menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna.
  • Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar mereka.
  • Merupakan model yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  • Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar

  • Jika menggunakan model pembelajaran ini, maka akan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
  • Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentuk dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
  • Dalam mengimplementasikannya, kadang memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. adanya pengalaman.
  • Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh setiap guru




e. Penelitian Terkait 
        Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yeni Meidinawati mengenai “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP”  dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Kadar pengaruh yang cukup kuat yang tanpak dari hasil penelitian ini juga memperkuat anggapan bahwa matematika lebih merupakan ide dan proses berpikir dari pada fakta, matematika akan lebih baik dipahami dengan cara menemukan kembali ide tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat (Sanjaya, 2006) yang menyatakan bahwa makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses berfikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu yang tidak pasti, Setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan yang dapat ditemukan. Perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan pendekatanpembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional.


e. Video Pembelajaran




Sumber:
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.

Trianto. (2006). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis. Surabaya: Prestasi Pustaka Jaya.

https://www.duniapembelajaran.com/2015/03/langkah-pelaksanaan-strategi.html

https://www.duniapembelajaran.com/2015/03/teori-teori-yang-relevan-dengan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar