a. Pengertian
Inkuiri beasal dari Bahasa Inggris, yaitu Inquiry yang berarti pertanyaan atau
penyelidikan. Inkuiri beawal dari asusmsi dasar yang mana setiap manusia memiliki
rasa ingin tahu dan kemampuan bepikir kritis yang unik. Model pembelajan
Inkuiri dikenalkan oleh tokoh pembelajaran bernama Suchman.
Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2006, hlm. 135).
Menurut
Sanjaya (2006, hlm. 194), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu yang berpusat pada siswa (student-Centered-Strategi) dimana kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Oemar Hamalik (1999) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu yang berpusat pada siswa (student-Centered-Strategi) dimana kelompok-kelompok siswa kedalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan didalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
b. Teori yang Mendukung
Sebuah model pembelajaran memiliki grand design-nya masing-masing. Dalam pembelajaran
Inkuiri ini ada dua teori yang mendukungnya, yaitu Teori Piaget dan Teori
Gesralt.
1.
Teori Piaget
Implikasi dari teori piaget dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut (Trianto, 2010: 15):
- Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekadar hasilnya.
- Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, pengetahuan diberikan tanpa adanya tekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui preses interaksi dengan lingkungannya.
- Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok-kelompok kecil.
Berdasarkan teori Piaget,
pembelajaran inkuiri cocok bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena
inkuiri menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan
hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir,
sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan dan
penguasaan materi pelajaran baru. Selain itu, yang dinilai dalam pembelajaran
inkuiri adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang
berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki siswa.
2.
Teori Gestalt
Teori Gestalt menekankan kepada
proses-proses intelektual yang kompleks seperti bahasa, pikiran, pemahaman, dan
pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam proses belajar (Sudjana, 1991: 24).
Prinsip penerapan teori Gestalt adalah
(Sanjaya, 2003: 96):
- Pembelajaran berangkat dari suatu masalah. Melalui masalah tersebut siswa dapat mempelajari fakta.
- Membelajarkan anak bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
- Kegiatan belajar akan terjadi jika dihadapkan pada suatu persoalan yang harus dipecahkan. Melalui persoalan yang dihadapi, siswa akan mendapat insight yang sangat berguna untuk menghadapi setiap masalah.
- Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap perilaku individu. Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman-pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikian, proses membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk kehidupan anak.
Inkuiri menyediakan siswa
beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan
memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan demikian, menurut teori Gestalt,
pembelajaran inkuiri sangat sesuai bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
c. Langkah-langkah pembelajaran
1.
Orientasi
Guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan pembelajaran. Siswa diajak
untuk memecahkan masalah. Keberhasilan tahap ini tergantung pada kemauan siswa
untuk menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah.
2.
Merumuskan Masalah
Siswa dibawa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki dan didorong
untuk mencari jawaban. Proses mencari jawaban itulah yang penting dalam
pembelajaran ikuiri ini, karena dengan proses ini siswa akan memeroleh pengalaman
dan mengembangkan proses berpikir.
3.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasaahan. Siswa mengajukan
dugaan atau kemungkinan jawaban. Potensi untuk mengembangkan kemampauan menebak
pada siswa harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara.
4.
Mengumpulkan Data
Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.
Menguji Hipotesis
Menentukan jawaban yang dianggap diterima dan sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.Hal penting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.
Menarik Kesimpulan
Mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Menurumuskan kesimpulan merupakan inti dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan
kesimpulan yang dirumuskan tidak berfokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.
d.
Kelebihan dan Kekuragan
Kelebihan
|
Kekurangan
|
|
|
e. Penelitian Terkait
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Yeni Meidinawati mengenai “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP” dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Kadar pengaruh yang cukup kuat yang tanpak dari hasil
penelitian ini juga memperkuat anggapan bahwa matematika lebih merupakan ide
dan proses berpikir dari pada fakta, matematika akan lebih baik dipahami dengan
cara menemukan kembali ide tersebut, hal ini sejalan dengan pendapat (Sanjaya,
2006) yang menyatakan bahwa makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh
siswa melalui proses berfikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan
sesuatu yang tidak pasti, Setiap gagasan yang harus dikembangkan adalah gagasan
yang dapat ditemukan. Perbedaan rata-rata peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang menggunakan pendekatanpembelajaran inkuiri
terbimbing lebih tinggi dari siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran
konvensional.
e. Video Pembelajaran
Sumber:
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Trianto. (2006). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis. Surabaya: Prestasi Pustaka Jaya.
https://www.duniapembelajaran.com/2015/03/langkah-pelaksanaan-strategi.html
Sumber:
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.
Trianto. (2006). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis. Surabaya: Prestasi Pustaka Jaya.
https://www.duniapembelajaran.com/2015/03/teori-teori-yang-relevan-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar